CURANG

Aku terduduk, lelah, lunglai

Menetes gemuruh ragaku, tersujud tak tahu arah

IBU

ketika ibu menumbuh nenek kakek utuh menjagamu, memberi kasih tercurah

Bapak

Ketika Bapak menua, nenek masih merindukanmu, memberimu restu segala arah

Aku menetes tanpa arah

Tak tahu harus menahan

IBU – BAPAK

aku katakan curang, sekarang aku belantara sendiri tanpa kalian

Berjalan entah sampai kapan, aku hanya ingin pelukan

Luka, lelah, tanpa arah………..

IBU-BAPAK

Kadang dalam sunyi itu yang kusebut, ada luka yang entah kapan sembuh

Dan kupastikan tak akan pernah sembuh

Tapi aku harus berjalan dengan derai

Ibu-Bapak

Aku kangen dan hanya bisa memelukmu dengan doa dan air mata

Aku kangen sungguh

BARISTA

Aku duduk didepan barista

Memesan kopi paling pahit


Tanpa diramu rumit


Kau duduk disampingku


Menawarkan latte yang katamu lebih candu


Kubilang kuatkan dirimu,sebelum kau menguatkanku


Jika air mata masih menetes dimatamu


Maka pergilah,kau tak pernah berguna dibandingkan kopiku

APA KABAR

Kalimat canggung

Untuk dua orang yang tak ingat jalan pulang

Hai kamu, apa kabar?

Apakah pemeran penggantiku sempurna? menurutmu dulu

Apakah pemeran penggantiku mencintaimu dengan ikhlas

Apakah pemeran penggantiku mencintaimu sesabar aku?

Hai kamu, Apa kabar?

MENAHAN

aku menahan ingatan

untuk tak selalu memutar semua kenangan

tapi muncul dalam tiap nafasnya

aku perlu sembuh dari siksa malam

aku ingin melupa

aku ingin melupa mengunci semua raga

aku ingin selesai

aku diam dalam doa

aku harus bagaimana

mengunci debu yang tak bisa kuhapus

aku adalah ingatan tua yang usang

SEMESTAMU

Ada dendam yang harus dituntaskan

Kata maaf yang enggan melebur

Pada larut malam sunyi

Dalam mantra mantra doa

Yang tak ingin merelakan

Melebur karma, yang harus dibayar dengan tuntas lara

Dalam semestamu yang tak kuinginkan

KIta melebur warna

Membunuh waktu yang asing

Kata Maaf yang enggan melebur

Aku ingin balas dendam pada semestamu

1 4 5 6 7 8 34