Sesederhana Itu

sederhana cinta

Apa Katamu ?

Kendati kutahu kehadiranmu tak bertahan lama

Manis memikat,

 

Kau datang sirna dibawa ombak

seperti pasir

Erat digenggam menghambur

saat kuerat menggenggammu

 

Seperti bulan, yang hanya bisa dipandangi

Seperti matahari yang hanya mampu dinikmati hangatnya

Seperti secangkir kopi yang beriku harap

 

Kamu tahu aku tak paham lagu lagu rumit

Aku tak paham nada bethoven

Aku tak paham kunci gitar

Tapi aku mengaguminya

 

Biarkan hatiku lepas

Biarkan hatiku jatuh

Biar lebam, biar berdarah, biar terluka

 

Biaran rasa ini ada

Selama aku ditahlukkan untuk genggam

Selama aku masih ingin terlayar

Selama aku bisa ternafas

Izinkan sesederhana itu

 

 

 

 

 

 

Tanpa Syarat, Aku

Tanpa syarat

Kedalaman luka yg kau berikan kali ini terlalu dalam

Dalam gugu kuterdiam

Aku memaafkanmu seblum kau meluluh

Aku tak pernah bencimu

 

Aku tak pernah tinggalkanmu

Ada ruang kosong yg menarik tubuhku

Seperti lorong gravitasi

Dan itu tentang kehilanganmu

Aku telah memaafkanmu

 

Bahkan aku memaafkanmu

Sejak pertama kali kita bertemu

Dan aku yakin kau kan berbuat alpha

Aku memaafkanmu

 

 

PILIHANMU

 

 

pilihan

 

Datanglah bila engkau menangis

ceritakan semua yang engkau mau

percaya padaku aku
mungkin pelukku tak sehangat senja

ucapku tak menghapus air mata

tapi ku di sini 
aku lah yang tetap memelukmu erat

saat kau berpikir mungkinkah berpaling

aku lah yang nanti menenangkan badai

agar tetap tegar kau berjalan nanti
sudah benarkah yang engkau putuskan

garis hidup sudah engkau temukan

engkau memilih

Cinta Itu Sederhana

ayah“MungkinAyahmu bukan ayah terbaik didunia, tetapi yang kamu harus tahu ia selalu melakukan hal yang terbaik sejauh yang ia bisa untukmu”

Akhir akhir ini dipenuhi dengan perjalanan perjalanan yang kalau ditotal jarak tempuhnya membuat pantat agak bosan untuk duduk. Tapi mendapat telp kalau Bapak sakit membuatku harus sering pulang, perjalanan yang kadang hanya kutempuh sehari, disela sela itu aku juga meluangkan waktu untuk membeli oleh oleh untuk suprise kecil kecilan untuk yang lain, tapi entah suka atau tidak :-(, tapi berusaha meluangkan waktu ditengah kegalauan.

Melihat bapak yang banyak diam membuatku kadang gagu,dari kecil aku sangat dekat dengan beliau, putri kecilnya yang tak pernah mau lepas dari gendongan tangannya, putri kecilnya yang selalu takjub dengan cerita ceritanya, putri kecilnya yang selalu takjub dengan samudra kesabaran yang luar biasa, putri kecilnya yang selalu terpukau dengan keikhlasannya yang luar biasa, putri kecilnya yang selalu melihat ketulusan yang luar biasa tanpa melihat dirinya sendiri, iya hanya peduli dengan kebahagiaan orang lain, untuk dirinya sendiri tak pernah kulihat ia peduli. Dan tak mudah untuk menjadi seperti itu, aku mengakuinya karena kadang ketulusan yang kita punya dianggap buruk dan tak layak.

Saat sakitpun dia bertanya, saat aku tidur disampingnya. “ada apa ?” dan aku hanya diam, diapun mengelus kepalaku, mencoba agar aku terpejam. Dan aku tahu bapak juga tidak tidur semalaman menjagaku

Beberapa saat kemudian setelah bolak balik pulang, akhirnya memutuskan untuk dibawa ke mojokerto. Berat badannya mulai menyusut 5 kg sejak sakit, setelah seminggu kemudian kembali ke mojokerto, pada wajah pagi matahari yang tak sempurna terbit. Yah aku menunda keberangkatan kemojokerto malam itu, karena aku harus memastikan apa yang ada dihadapanku baik baik saja tidak ikutan sakit, jam menunjukkan jam 10 malam pada jam kantor. Saat seseorang mengingatkanku untuk segera pulang saja ke Mojokerto agar bisa cepat istirahat yah pada akhirnya aku memilih untuk tetap stay dan berharap apa yang ada dihadapanku baik baik saja, aku mengkhawatirkannya juga.

Pagi itu, aku tersekat, aku terdiam, badan yang dulu tegap telah mengurus, badan yang dulu mampu menggendongku seperti ringkih tak berdaya, wajah yang penuh kesabaran kulihat pasi. Aku tersekat , aku terdiam, melihatnya lekat, sangat lekat, aku menahan tangis, aku menahan tegar agar bapak ga melihat air mataku berjatuhan. Aku ingin bapak melihat ini adalah aku, putri kecilnya yang telah dia ajarkan tentang ketegaran, tentang kekokohan batu karang.

Seseorang yang selalu berkata diakhir subuh “Kamu boleh ga memakai jawa alus sama bapak, kamu boleh menjawab saat bapak marah,tapi saat ibumu marah jangan pernah kamu menjawab, jangan pernah kamu membuat ibumu kelelahan, apapun yang terjadi kamu harus menghormati ibu”

Dan lengan itu yang memelukku erat, yang mengkokohkan aku saat aku melihat ibu untuk terakhir kalinya seakan berkata ” ada bapak dan semuaya akan baik baik saja”, lengan itu yang menggendong ibu setiap pagi untuk berjemur, lengan itu yang memberikanku hidup yg layak tanpa kenal lelah. lengan itu yang selalu bertengadah doa untukku.

Pagi itu, aku tak pernah sanggup melihat wajah bapak, kurus, pucat, dan tak berdaya. Aku menahan tangis untuk itu semua. Dan ketika aku mengutamakan hal hal lain yang kadang tak pernah mempedulikanku dan bertanya tentangmu, disitu kadang aku terdiam.

Hanya dalam seminggu aku meninggalkanmu berat badanmu menurun 5 kg, dalam jangka waktu sekejap kehilangan berat badan total 10 kg lebih. yap pada akhirnya tulisan sayapun tersekat tak sanggup dilanjutkan, semoga lekas sembuh Bapak…….

“cinta itu sederhana, sangat sederhana, bahkan kita hanya perlu memastikan bahwa cinta itu sangat sederhana”

Blessing

Aku makin mencintaiMu saja
Walau banyak yang Kau cobakan
Namun limpahan rahmat Mu tak berhenti

Nafas ini masih terhirup
Jantung ini masih berdetak
Tidur malamku dalam tak sadar masih Kau jaga

Ah aku makin mencintaiMu saja
Dan aku tahu di tengah cintaku ini
CintaMu lebih luar biasa

 

*bigger heart & be the best version of me*

Aku Merindukanmu

rindu amuMasih ingatkah kamu, kita pernah dijalanan kota yang padat ini dengan sepasang lengan yang saling berseteru membentuk rindu, merindu senja pada malam.
Aku mengantarkanmu pada pagi dan menjemputmu pada malam, kadang aku menggerutu kalau aku tiba dan harus menunggumu, bukan karena apa. Kau tahu aku tidak pernah mau ada diluar rumah kalau jam pas berada di jam enam sore, kau tau itu pasti. Tapi kau melanggarnya, mungkin hanya karena itu aku cemberut, selebihnya aku ikhlas mengantarmu, karena kutahu tak selamanya aku akan bisa mengantarmu
aku memarahimu saat kau katakan itu, karena kau harus mengantarkanku untuk selamanya, aku tahu pengorbananmu. Jarak kantormu terlalu dekat bahkan kau tak perlu berpanas panas bermacet macet, tempatku ? kau harus mengarahkan berlawanan arah, berpacu dengan kendaraan yang lain, belum lagi kakimu yang tak mampu bertahan di riuhnya macet, aku tahu itu”
Kamu tahu? saat kubilang aku rindu, aku tak sedang bergurau merindukanmu, aku sangat sakaw merindumu. kamu tahu? kamu sangat mudah dirindukan. Sekejap kau tak ada disisiku rasanya ada yang hilang, yah aku sakaw akan kamu.
MAsih ingat saat kita kehujanan dan kuyup membasahi badan kita, kita makan bakso malang, aku tahu kita menjadi sebuah tatapan, karena kita membuat tempat duduk itu basah, aku tahu tatap mereka sangat sinis.
kau tahu ? kau muncul serupa lagu lagu dikepala, menjelma cerita, menjelma film, atau bahkan meme meme lucu yang aku bisa tertawa lebar karenanya.
Kamu tahu bukan atau kamu ingat ?
kenangan mengundang rindu, kadang aku tertawa mengingatnya, dan kadang getir mengetahui bahwa semua tak akan terulang kembali, aku tak bisa menahan rindu, menjelma tangis dalam hujan rindu, aku tersengal jatuh pada rindumu.
Kamu tahu ? aku sedang berada disini, berada pada bakso malang tempat kita basah dan menikmati kehangatan. Waktu itu aku marah padamu, karena kau yang seperti biasa sangat menyebalkan, dan kau memacu motormu dengan sangat kencang, aku tahu itu kebiasaan burukmu, saat hatimu tak tenang dijalanan.
Setahun yang lalu, aku megingat jelas semuanya
Semoga kau tenang disisiNYA, maafkan aku yang terkadang salah sangka padamu, aku tahu kau begitu takut kehilanganku, aku tahu kau begitu mencintaiku, hingga kau menjadi pencemburu, aku tahu. Namun maafkan aku, aku hanya bisa mengingat kenangan kita.
tenanglah disana, disisiNYA
Maafkan aku, yang membuat hatimu tak tenang. seharusnya cinta akan sangat menenangkan
Aku merindukanmu

1 11 12 13 14 15 16