Wajah Telaga
Kau sebut itu jingga
Dari ribuan langit yang terpendam
Pada labirin-labirin malam
Pada wajah wajah telaga yang tak pernah bohong
Saat semilir angin memucat
ribuan telaga itu pun terdesir
Ikuti alunan lirih nafasnya
Saat bahagia menjelma
Kau lihat telaga itupun tersenyum dalam pasi yang embun
Saat marah merekat
Kau lihat telaga itu memerah dalam decak apus
Saat telaga yang sabar berhadap dengan langit yang kau sebut awan
Hingga luruhnya tercenung dalam diam
Dalam ribuan guruh gelegar
Tetap kau sebut ia telaga, yang sabar dalam hampar
Hingga pagi mempertemukan mereka kembali
Telaga yang berhadapan dengan awan
Hingga lahirkan embun
Yang kau hirup dalam alunan detakmu
Biarkan, tetapkan, menjadi wajah telaga
Yang tak pernah bohong akan keadaan
Tetap dalam epos yang tak pernah bisa terjemahkan