Katamu, Aku adalah Rumahmu

kau adalah duniakuBukan hal yang mengada ada saat Mahatma Gandhi berkata ” where there is love, there is life”. Rasanya sangat paham betul saat menemukan kembali serpihan serpihan kehidupan yang telah lama hilang.

Mengenalmu lewat beribu ribu huruf yang tersebar acak pada jagat raya, diantara sajak rindu yang menggebu, diantara puisi puisi rindu yang sepi.

Kadang dia begitu manja, kadang kulihat dia begitu tabah dan tegar menjalani hidup. Dia adalah rumah yang selalu kutuju, yang selalu mengatakan padaku bahwa tak peduli dimanapun berada aku adalah rumah baginya. Tapi bagiku dia adalah rumah yang selalu kurindu, tempat dimana segala resah dan beban hidup menghilang. Aku jatuh cinta padanya saat melihatnya tertawa, ada sesuatu entah magnet apa yang membuatku tak bosan untuk melihatnya.

Dia yang selalu bawel dengan seluruh kecerobohan dan keteledoranku, namun dia menjadi begitu lembut saat mengusap kepalaku. Entah kenapa beban berat ribuan ton berasa hilang saat dia mengusap kepalaku, badanku berasa tentram saat dia mengulurkan tangannya, dunia berasa berhenti pada sebuah kedamaian sempurna.

Dia cerdas, dia adalah segalanya. Dia adalah dunia yang kupunya. Dia yang mampu menerjemahkan segala dongeng jagat raya yang ada dikepalaku, dia tak pernah payah mendengarkan apapun yang kuceritakan dengan antusias.

Ini tentang kau, yang saat aku meributkan bagaimana rumah yang akan kita tinggali kelak dan katamu  “bagiku, kamu adalah rumah yang selalu aku tuju.” Sejak saat itu aku terdiam, aku berjanji tak akan pernah menyakitimu lagi. Tapi sayangnya aku selalu membuatmu marah.

Bagiku, kau adalah duniaku yang selalu membuatku jatuh cinta berkali kali.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *